Kebutuhan stok darah masih sangat tinggi. Namun kondisi yang terjadi di lapangan stok darah yang dimiliki oleh PMI Bengkulu Utara masih belum mampu memenuhi permintaan kantong darah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kondisi ini menjadikan PMI Bengkulu Utara terkadang mengalami dilematis tersendiri karena permintaan darah sering terjadi secara mendadak, sehingga stok yang tersedia tidak mampu memenuhi permintaan masyarakat. “Stok memang masih cukup terbatas, karena masih minimnya pendonor darah yang mau menyumbangkan darahnya,” kata Ketua PMI Bengkulu Utara, Hj Haniek Harmadi. Pemenuhan kebutuhan akan darah tersebut bukan hanya tanggung jawab dari PMI, namun juga masyarakat untuk mau mendonorkan darahnya untuk membantu sesama yang membutuhkan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan donor darah kecenderungan disebabkan karena kurangnya informasi akan pentingnya donor darah dan manfaatnya, terkadang masyarakat juga berpikir negatif bahwa darah yang di sumbangkan atau di donorkan ke PMI akan dijual, isu seperti itu selalu berkembang. ” PMI tidak menjual darah, semua biaya yang diklaimkan kepada pasien atau masyarakat yang membutuhkan darah merupakan biaya pengolahan darah yang meliputi berbagai proses untuk mencocokan, menganalisa, serta meneliti apakah darah tersebut layak ataukah tidak, ” jelasnya. Untuk mendongkrak jumlah stok darah, PMI Bengkulu Utara saat ini melakukan sejumlah langkah dengan menggandeng beberapa pihak diantaranya kepolisian dan TNI yang secara rutin melakukan kegiatan donor darah. Tidak hanya itu, beberapa waktu lalu PMI Bengkulu Utara juga menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan untuk kegiatan donor darah. Hal ini menjadi terobosan yang sedang dilaksanakan oleh PMI karena jumlah perusahaan di Bengkulu Utara cukup banyak dan merupakan potensi sumber pendonor yang cukup potensial. “PMI menghimbau kepada masyarakat agar mau mendonorkan darahnya per tiga bulan karena selain baik untuk kesehatan dan juga bernilai ibadah,” tukas Naniek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar