TALANG EMPAT - Ini peringatan bagi SPBU yang sengaja menyimpan bahan bakar minyak (BBM) dengan modus BBM habis. Diduga menyimpang dari aturan dengan menyimpan 3,5 ton premium, SPBU Kembang Seri akhirnya disegel oleh jajaran Polres BU.
Penyegelan dipimpin Kasat Reskrim Polres BU AKP M Arif S.Ikom Minggu (25/3) sekitar pukul 02.30 WIB. Diketahui, kuantitas penyimpanan BBM di SPBU ini dinilai terlalu banyak dan melebihi batas emergensi yang ditetapkan yakni 1 ton.
Data terhimpun, sebelum SPBU tersebut disegel, dua polisi berpakaian preman mendatangi SPBU dengan berpura-pura membeli bensin. Waktu itu, di pintu SPBU terpampang tulisan “Premium Kosong”. Namun, kedua polisi ini tetap mendekati pompa pengisian dan minta diisi bensin.
Rupanya, stok bensin masih tersedia. Petugas SPBU melayani permintaan kedua polisi ini. Setelah mereka mengisi bensin, 15 menit kemudian polisi kembali datang dan langsung melakukan penyegelan. Diduga sisa BBM masih banyak di dalam tangki SPBU. Terkesan petugas SPBU menyimpan BBM yang seharusnya masih disalurkan kepada masyarakat.
Pengamatan RB, pompa premium langsung disegel termasuk 2 lubang pengisian tangki premium. Hingga pukul 08.00 WIB, kemarin kondisi SPBU Kembang Seri masih terlihat sepi. Hanya bagian pompa Solar masih menyalurkan BBM kepada pengendara truk. Pemilik SPBU Eti Muniratul Fatiyah yang datangi Timsus bersama Kapolsek Talang Empat, Iptu Muhammad Arif Batubara bersama petugas SPBU melakukan pengecekan jumlah premium yang tersisa.
Dengan dibantu stik ukur SPBU dalam tangki, akhirya ketahui kedua tangki premium masih menyisakan sekitar 3.556 liter premiun atau 3,5 ton. Akhirnya polisi tetap melakukan proses pemeriksaan terhadap 3 petugas SPBU di ruang unit Reskrim Polsek Talang Empat.
Tiga petugas SPBU yang diperiksa yakni Sis (21), Doris (19) dan Rizki (20). Termasuk pemilik SPBU Kembang Seri, Eti Muniratul Fatiyah. Hingga sore kemarin, mereka masih menjalani pemeriksaan. Namun, kapasitas mereka masih sebagai saksi. “Sisa premium di dalam tangki terlalu banyak,” ungkap Kapolres BU, AKBP. Asep Teddy Nurasyah, S.Ik melalui Kasat Reskrim AKP. M Arif S.Ikom.
Segel Kembali Dibuka
Hingga pukul 14.00 WIB kemarin (25/3), kedua segel baru dibuka oleh pihak kepolisian. Hal itu mengingat antrean pengendara sudah banyak. Selain itu, PT Pertamina juga telah dikontak untuk menyuplay BBM ke SPBU.
“Meskipun itu dibuka, pemeriksaan dugaan penyimpangan tetap dilakukan. 3,6 ton premium kita sita, tetapi hanya sekitar 10 liter yang dijadikan sampel. Tunggu proses BAP-nya selesai baru tahu jelas masalah ini. Untuk sementara ini, petugas dan pemilik SPBU masih kita periksa sebagai saksi,” terang Kasat Reskrim.
Penyegelan Tak Tepat
Sementara itu, pemilik SPBU Kembang Seri, Eti Muniratul Fatiyah mengatakan alasan penyegelan tidak jelas. Menurutnya, jumlah premium yang tersisa dikarenakan jumlah tangkinya 2 unit dan sisa itu sebagai pemancing pemompaan untuk penyaluran kepada pengendara. “Tidak jelas alasan penyegelan itu. Kelebihan premium dalam tangki tidak ada unsur kesengajaan. Memang disisakan untuk premium emergensi seperti yang ditetapkan pemerintah,” jelas Eti.
Mengenai jumlah batas emergensi juga disebutkan Eti, tidak melanggar ketetapan atau aturan. Karena 1 ton merupakan batas minimal, sedangkan penyisaan BBM dalam dua unit tangki merupakan hal yang biasa. “Intinya proses hukum tetap kita ikuti, tetapi tidak ada sama sekali niat kita untuk melakukan penimbunan atau penyimpanan yang disebut penyimpangan,” tegasnya.
Plt Gub: Harus Ditindak
Plt. Gubernur Bengkulu, H. Junaidi Hamsyah, S.Ag, M.Pd mendukung langkah walikota/bupati yang menindak tegas SPBU yang nakal. Hal itu apabila SPBU tersebut terbukti melakukan penimbunan BBM atau melakukan tindakan lain diluar ketentuan dan perundang-undangan yang dapat merugikan masyarakat. Meski ada SPBU yang ditutup, Junaidi meminta kepada Pertamina tidak mengurangi pasokan BBM ke kabupaten/kota bersangkutan.
“Masalah BBM, kami sudah berapa kali rapat membahasnya. Kalau ada pihak SPBU yang bermain, silakan ditindak tegas. Namun tidak mengurangi kuota BBM,” tegas Junaidi kepada RB, kemarin (25/3).
Kata Junaidi, dia sudah meminta kepada walikota/bupati untuk membentuk tim satuan tugas (satgas) bersama instansi terkait. Salah satu tugasnya mengawasi pendistribusian dari Pertamina hingga ke SPBU. Serta melakukan pemantauan saat penjualan di SPBU. Ini guna mengantisipasi permainan oknum yang tidak bertanggung jawab dan ulah spekulan yang berupaya melakukan penimbunan BBM.
“Bila perlu tim sagtas bekerja hingga seminggu pascakenaikan BBM. Seperti memantau penyaluran BBM, kenapa macet saat mengisi BBM di SPBU. Selain itu, mengecek stok BBM di SPBU apakah sudah sesuai atau belum. Misalnya, stok tak terduga di SPBU, berdasarkan kesepakatan harus 250 liter. Namun ketika dicek ke SPBU ternyata ada 500 liter. Lalu sisanya itu mau dikemanakan,” pungkas Junaidi.
Mahasiswa Demo
Ditempat terpisah, rencana aksi demonstrasi lanjutan mahasiswa dan pemuda menolak kenaikan BBM pada Kamis (29/3) mendatang tak terbendung. Mereka menagih janji DPRD Provinsi untuk menyampaikan aspirasi penolakan BBM ke pemerintah pusat.
“Saat demo pertama, telah ada empat fraksi yang mendukung penolakan rencana kenaikan BBM. Seperti Fraksi PKS, PAN, Perjuangan Rakyat dan Raflesia Berasatu. Sedangkan Golkar dan Demokrat belum. Jadi kami akan melanjutkan aksi. Rencananya malam ini (tadi malam,red) kami akan memasukkan surat pemberitahuan rencana aksi itu Mapolres Bengkulu,” tandas Presiden BEM UMB, Sony Taurus.
Beberapa element Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) yang akan kembali terjun ke lapangan tidak jauh berbeda dengan aksi sebelumnya. Diantaranya, BEM UMB, BEM Unib, BEM Unihaz, BEM STAIN dan BEM Dehasen. Sedangkan OKP seperti, Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bengkulu, Kesatuan Aksi Mahasiswa Islam Indonesia (KAMMI) Daerah Bengkulu dan Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Cabang Bengkulu.
“Rencananya mulai besok (hari ini,red) kami mulai menggelar aksi di kampus- kampus. Seperti membagikan famplet dan merapatkan barisan massa,” pungkas Sony.(rif/ble)
Penyegelan dipimpin Kasat Reskrim Polres BU AKP M Arif S.Ikom Minggu (25/3) sekitar pukul 02.30 WIB. Diketahui, kuantitas penyimpanan BBM di SPBU ini dinilai terlalu banyak dan melebihi batas emergensi yang ditetapkan yakni 1 ton.
Data terhimpun, sebelum SPBU tersebut disegel, dua polisi berpakaian preman mendatangi SPBU dengan berpura-pura membeli bensin. Waktu itu, di pintu SPBU terpampang tulisan “Premium Kosong”. Namun, kedua polisi ini tetap mendekati pompa pengisian dan minta diisi bensin.
Rupanya, stok bensin masih tersedia. Petugas SPBU melayani permintaan kedua polisi ini. Setelah mereka mengisi bensin, 15 menit kemudian polisi kembali datang dan langsung melakukan penyegelan. Diduga sisa BBM masih banyak di dalam tangki SPBU. Terkesan petugas SPBU menyimpan BBM yang seharusnya masih disalurkan kepada masyarakat.
Pengamatan RB, pompa premium langsung disegel termasuk 2 lubang pengisian tangki premium. Hingga pukul 08.00 WIB, kemarin kondisi SPBU Kembang Seri masih terlihat sepi. Hanya bagian pompa Solar masih menyalurkan BBM kepada pengendara truk. Pemilik SPBU Eti Muniratul Fatiyah yang datangi Timsus bersama Kapolsek Talang Empat, Iptu Muhammad Arif Batubara bersama petugas SPBU melakukan pengecekan jumlah premium yang tersisa.
Dengan dibantu stik ukur SPBU dalam tangki, akhirya ketahui kedua tangki premium masih menyisakan sekitar 3.556 liter premiun atau 3,5 ton. Akhirnya polisi tetap melakukan proses pemeriksaan terhadap 3 petugas SPBU di ruang unit Reskrim Polsek Talang Empat.
Tiga petugas SPBU yang diperiksa yakni Sis (21), Doris (19) dan Rizki (20). Termasuk pemilik SPBU Kembang Seri, Eti Muniratul Fatiyah. Hingga sore kemarin, mereka masih menjalani pemeriksaan. Namun, kapasitas mereka masih sebagai saksi. “Sisa premium di dalam tangki terlalu banyak,” ungkap Kapolres BU, AKBP. Asep Teddy Nurasyah, S.Ik melalui Kasat Reskrim AKP. M Arif S.Ikom.
Segel Kembali Dibuka
Hingga pukul 14.00 WIB kemarin (25/3), kedua segel baru dibuka oleh pihak kepolisian. Hal itu mengingat antrean pengendara sudah banyak. Selain itu, PT Pertamina juga telah dikontak untuk menyuplay BBM ke SPBU.
“Meskipun itu dibuka, pemeriksaan dugaan penyimpangan tetap dilakukan. 3,6 ton premium kita sita, tetapi hanya sekitar 10 liter yang dijadikan sampel. Tunggu proses BAP-nya selesai baru tahu jelas masalah ini. Untuk sementara ini, petugas dan pemilik SPBU masih kita periksa sebagai saksi,” terang Kasat Reskrim.
Penyegelan Tak Tepat
Sementara itu, pemilik SPBU Kembang Seri, Eti Muniratul Fatiyah mengatakan alasan penyegelan tidak jelas. Menurutnya, jumlah premium yang tersisa dikarenakan jumlah tangkinya 2 unit dan sisa itu sebagai pemancing pemompaan untuk penyaluran kepada pengendara. “Tidak jelas alasan penyegelan itu. Kelebihan premium dalam tangki tidak ada unsur kesengajaan. Memang disisakan untuk premium emergensi seperti yang ditetapkan pemerintah,” jelas Eti.
Mengenai jumlah batas emergensi juga disebutkan Eti, tidak melanggar ketetapan atau aturan. Karena 1 ton merupakan batas minimal, sedangkan penyisaan BBM dalam dua unit tangki merupakan hal yang biasa. “Intinya proses hukum tetap kita ikuti, tetapi tidak ada sama sekali niat kita untuk melakukan penimbunan atau penyimpanan yang disebut penyimpangan,” tegasnya.
Plt Gub: Harus Ditindak
Plt. Gubernur Bengkulu, H. Junaidi Hamsyah, S.Ag, M.Pd mendukung langkah walikota/bupati yang menindak tegas SPBU yang nakal. Hal itu apabila SPBU tersebut terbukti melakukan penimbunan BBM atau melakukan tindakan lain diluar ketentuan dan perundang-undangan yang dapat merugikan masyarakat. Meski ada SPBU yang ditutup, Junaidi meminta kepada Pertamina tidak mengurangi pasokan BBM ke kabupaten/kota bersangkutan.
“Masalah BBM, kami sudah berapa kali rapat membahasnya. Kalau ada pihak SPBU yang bermain, silakan ditindak tegas. Namun tidak mengurangi kuota BBM,” tegas Junaidi kepada RB, kemarin (25/3).
Kata Junaidi, dia sudah meminta kepada walikota/bupati untuk membentuk tim satuan tugas (satgas) bersama instansi terkait. Salah satu tugasnya mengawasi pendistribusian dari Pertamina hingga ke SPBU. Serta melakukan pemantauan saat penjualan di SPBU. Ini guna mengantisipasi permainan oknum yang tidak bertanggung jawab dan ulah spekulan yang berupaya melakukan penimbunan BBM.
“Bila perlu tim sagtas bekerja hingga seminggu pascakenaikan BBM. Seperti memantau penyaluran BBM, kenapa macet saat mengisi BBM di SPBU. Selain itu, mengecek stok BBM di SPBU apakah sudah sesuai atau belum. Misalnya, stok tak terduga di SPBU, berdasarkan kesepakatan harus 250 liter. Namun ketika dicek ke SPBU ternyata ada 500 liter. Lalu sisanya itu mau dikemanakan,” pungkas Junaidi.
Mahasiswa Demo
Ditempat terpisah, rencana aksi demonstrasi lanjutan mahasiswa dan pemuda menolak kenaikan BBM pada Kamis (29/3) mendatang tak terbendung. Mereka menagih janji DPRD Provinsi untuk menyampaikan aspirasi penolakan BBM ke pemerintah pusat.
“Saat demo pertama, telah ada empat fraksi yang mendukung penolakan rencana kenaikan BBM. Seperti Fraksi PKS, PAN, Perjuangan Rakyat dan Raflesia Berasatu. Sedangkan Golkar dan Demokrat belum. Jadi kami akan melanjutkan aksi. Rencananya malam ini (tadi malam,red) kami akan memasukkan surat pemberitahuan rencana aksi itu Mapolres Bengkulu,” tandas Presiden BEM UMB, Sony Taurus.
Beberapa element Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) yang akan kembali terjun ke lapangan tidak jauh berbeda dengan aksi sebelumnya. Diantaranya, BEM UMB, BEM Unib, BEM Unihaz, BEM STAIN dan BEM Dehasen. Sedangkan OKP seperti, Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bengkulu, Kesatuan Aksi Mahasiswa Islam Indonesia (KAMMI) Daerah Bengkulu dan Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Cabang Bengkulu.
“Rencananya mulai besok (hari ini,red) kami mulai menggelar aksi di kampus- kampus. Seperti membagikan famplet dan merapatkan barisan massa,” pungkas Sony.(rif/ble)
Pertamax tes komentar
BalasHapuskedua coy...
BalasHapus